Disnaker Palembang Gelar FGD, Bahas Solusi Penurunan Pengangguran
Palembang,realnewssumatera.com-Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Palembang menggelar Focus Group Discussion (FGD) Evaluasi Penurunan Angka Pengangguran di Palembang, Jumat (1/11/2024). Acara yang diadakan di Hotel Arista ini dibuka secara resmi oleh Kepala Bappeda dan Litbang, Harrey Hadi, mewakili Pj Wali Kota Palembang. FGD ini mengundang berbagai pemangku kepentingan terkait, seperti perwakilan APJATI, Badan Intelejen Strategis Nasional, Imigrasi Kelas 1A, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, serta beberapa perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Dalam sambutannya, Harrey Hadi menyampaikan bahwa angka pengangguran terbuka atau TPT di Palembang disebabkan oleh beberapa faktor. “Faktor utama adalah ketidaksesuaian keterampilan para pencari kerja dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, serta rendahnya kesadaran perusahaan dalam melaporkan penempatan tenaga kerja ke Disnaker,” ujarnya. Harrey juga menyoroti kurangnya kesadaran angkatan kerja untuk membuat kartu pencari kerja, yang menjadi kendala bagi pemerintah dalam memetakan kebutuhan tenaga kerja.
Menurut data terbaru, jumlah angkatan kerja di Palembang pada Februari 2024 mencapai 4,6 juta orang, dengan TPT sebesar 3,97 persen atau turun 0,56 persen dari tahun sebelumnya. Namun, angka pekerja pada sektor formal justru mengalami sedikit penurunan, meskipun tingkat partisipasi angkatan kerja meningkat.
Kepala Disnaker Kota Palembang, Rediyan Deddy Umrien, menyampaikan bahwa tingginya angka pengangguran juga dipengaruhi oleh tingginya selektivitas lulusan universitas dalam memilih pekerjaan, serta banyaknya lulusan SMA yang tidak memiliki keterampilan khusus. “Kami sudah memberikan pelatihan keterampilan kepada 700 pencari kerja, dan setiap tahun kami adakan bursa kerja untuk menyerap tenaga kerja. Tahun lalu, tersedia 5.000 lowongan, dan tahun depan targetnya meningkat,” jelas Rediyan.
Selain untuk menurunkan angka pengangguran, Rediyan menyebutkan bahwa penurunan TPT juga akan berdampak pada pengurangan angka stunting dan kemiskinan ekstrem di Palembang. “Jika angka pengangguran turun, kesejahteraan masyarakat akan meningkat, dan masalah seperti stunting serta kemiskinan ekstrem bisa ditekan,” ujarnya.(Dayat/red/Fei)